Tahun pelajaran 2024-2025 menjadi awal yang penuh tantangan dan harapan di SMK Negeri 2 Kalianda. Di antara guru guru di SMK ini terdapat dua guru dengan nama hampir sama yang menjadi pusat perhatian: Nina Mulyani dan Nina Fatriana. Meskipun nama mereka mirip, perjalanan hidup dan tugas mereka di sekolah memiliki keunikan masing-masing.
Nina Mulyani adalah guru Bahasa Indonesia yang baru saja diangkat menjadi guru PPPK. Selain mengajar, ia juga diberi tanggung jawab tambahan sebagai sekretaris kepala sekolah. Sebagai seorang single fighter, Nina mengurus dua anaknya seorang diri setelah suaminya meninggal beberapa tahun lalu. Beban hidupnya yang berat tidak menghalangi semangatnya untuk terus berjuang. Nina adalah seorang guru penggerak, aktif dalam berbagai kegiatan yang mendorong kemajuan pendidikan. Nina Mulyani dikenal oleh semua siswa dan rekan guru sebagai Bidadaring, nama panggilan yang diberikan oleh Pangeran Daring karena kecantikannya dan kehebatannya dalam dunia digital. Ia juga sedang berusaha melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3 di Universitas Radin Intan Lampung.
Nina Fatriana, di sisi lain, adalah guru Bahasa Inggris yang cerdas dan berdedikasi tinggi. Ia dipercaya sebagai manajemen mutu sekolah, sebuah peran penting yang memastikan standar pendidikan di SMK Negeri 2 Kalianda tetap terjaga. Meskipun tinggal di Bandar Lampung, Nina Fatriana tidak pernah datang terlambat. Ia memiliki seorang anak yang sedang kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan seorang suami yang bekerja sebagai dosen di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kedua Nina ini menempati sebuah ruangan dengan dinding kaca di depan ruang kepala sekolah. Ruangan ini sering disebut “akuarium” oleh para siswa karena transparansinya, memungkinkan siapa saja melihat aktivitas di dalamnya.
Pagi itu, seperti biasa, Nina Mulyani tiba di sekolah lebih awal. Setelah mengantar anak bungsunya ke sekolah, ia langsung menuju ruangannya yang bersebelahan dengan ruang kepala sekolah. Dengan cepat, ia membuka laptop dan mulai memeriksa email serta dokumen-dokumen yang perlu diproses.
Sementara itu, Nina Fatriana tiba dengan senyum di wajahnya. Meskipun perjalanan dari Bandar Lampung memakan waktu, semangatnya tidak pernah surut. Setiap hari ia bertekad memberikan yang terbaik bagi siswa-siswinya. Begitu sampai, ia langsung disibukkan dengan tugas-tugas manajemen mutu, memastikan semua program berjalan sesuai rencana.
“Pagi, Nina,” sapa Nina Mulyani dengan ramah.
“Pagi juga, Nina. Sudah siap menghadapi hari yang panjang?” balas Nina Fatriana sambil meletakkan tasnya.
Mereka berdua tertawa kecil. Meskipun sibuk dengan tugas masing-masing, mereka selalu menemukan waktu untuk saling menyemangati.
Sebuah proyek besar menanti SMK Negeri 2 Kalianda: akreditasi sekolah. Semua staf dan guru dikerahkan untuk mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna. Peran Nina Mulyani sebagai sekretaris kepala sekolah dan Nina Fatriana sebagai manajemen mutu menjadi sangat krusial.
Setiap hari, mereka bekerja sama merancang strategi, memeriksa dokumen, dan memastikan segala persiapan berjalan lancar. Meski beban kerja mereka sangat besar, keduanya saling mendukung dengan tulus.
“Nina, aku butuh bantuanmu untuk memeriksa laporan ini. Ada beberapa bagian yang sepertinya belum lengkap,” kata Nina Fatriana sambil menunjukkan berkas tebal.
“Tentu, Nina. Aku akan cek sekarang. Jangan khawatir, kita pasti bisa menyelesaikannya tepat waktu,” jawab Nina Mulyani dengan senyum penuh keyakinan.
Kerja keras dan kolaborasi mereka berdua membuahkan hasil. Hari akreditasi tiba dan berjalan dengan lancar. Semua tim akreditasi memberikan penilaian positif terhadap SMK Negeri 2 Kalianda. Keberhasilan ini tidak lepas dari kontribusi besar kedua Nina di balik kaca.
Di luar rutinitas sekolah, kehidupan pribadi kedua Nina juga penuh cerita. Nina Mulyani, dengan dua anaknya yang selalu menjadi sumber kekuatan, tetap berjuang menyelesaikan studinya. Meskipun sering merasa lelah, semangat untuk memberi contoh yang baik bagi anak-anaknya membuatnya terus melangkah.
Suatu sore, saat hari mulai gelap, Nina Mulyani mengajak kedua anaknya duduk di ruang tamu. “Mama ingin kalian tahu, tidak ada yang mustahil kalau kita berusaha keras. Kita bisa melalui ini bersama,” ujarnya lembut.
Di sisi lain, Nina Fatriana sering melepas rindu dengan suaminya melalui panggilan video. Jarak yang memisahkan mereka tidak mengurangi rasa cinta dan dukungan satu sama lain. “Kita harus kuat demi masa depan anak kita. Kamu juga jaga kesehatan di sana, ya,” pesan Nina Fatriana dengan hangat kepada suaminya.
Penutup
Setiap hari di SMK Negeri 2 Kalianda, kedua Nina terus berjuang, memberi yang terbaik untuk siswa dan sekolah mereka. Di balik dinding kaca yang transparan, terukir cerita tentang dedikasi, kolaborasi, dan kekuatan dua wanita luar biasa.
Keberadaan mereka tidak hanya memberi inspirasi bagi para siswa, tetapi juga bagi rekan-rekan guru lainnya. Kedua Nina telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan saling mendukung, segala tantangan bisa dilalui, dan prestasi gemilang bisa diraih.
Di ruang kaca yang mirip akuarium itu, kedua Nina terus melangkah, menghadapi setiap hari dengan senyum dan semangat, siap membawa SMK Negeri 2 Kalianda menuju masa depan yang lebih cerah.