Langit Desa Dramaga Bogor masih diselimuti jubah biru tua pekat, sisa-sisa malam yang enggan beranjak. Embun pagi berkilauan di rerumputan, mengantarkan aroma khas pegunungan yang menyegarkan.
Angin sepoi-sepoi berhembus, membawa alunan ayat suci Al-Quran yang sayup-sayup terdengar dari masjid-masjid, menandakan berakhirnya ibadah sholat subuh.
Bagi Tiara, Sabtu pagi, 12 November 2011, adalah hari yang paling bersejarah. Untuk pertama kalinya, ia menunaikan sholat subuh berjamaah, diimami oleh Bram, sang suami yang telah lama dinantikannya.
Setelah sholat subuh, Tiara melangkah ke dapur dengan hati berbunga-bunga. Hari ini, ia memulai tugas barunya sebagai seorang istri. Di saat yang sama, Bram melanjutkan aktivitas Tilawah Al-Qur’an, melantunkan surat Ar-Rohman dengan suara merdu yang begitu menyentuh hati.
Mendengar lantunan Bram, Tiara tak kuasa menahan rasa kagum. Surat Ar-Rohman pula merupakan surat favoritnya. Ketika Bram menyelesaikan bacaannya, Tiara menghampirinya dengan nampan berisi teh hangat.
“Ayah,” sapa Tiara dengan suara lembut, “terima kasih ya atas semuanya.” Bram menoleh, menyambut Tiara dengan senyuman manisnya. “Untuk apa, Sayang?” tanyanya penuh kasih sayang.
“Terima kasih karena telah bersedia menjadi suamiku,” ujar Tiara. “Terima kasih telah menerima segala kekurangan dan kelebihanku.”
Bram menggenggam tangan Tiara dengan erat. “Aku menikahimu bukan karena kesempurnaan, tapi karena cintaku pada yang maha memberi cinta. Aku mencintaimu apa adanya karena Allah, Tiara.”
Keduanya pun memanjatkan syukur dalam sujud bersama, diiringi cahaya mentari pagi yang mengintip melalui celah tirai, menerangi kehangatan kamar Tiara yang mungil nan nyaman di Bogor.
“Ayah, kenapa tadi membaca surat Ar-Rohman?” tanya Tiara, masih dalam suasana haru. “Di surat Ar-Rohman itu, Allah banyak mengingatkan hamba-Nya untuk selalu bersyukur,” jawab Bram dengan penuh semangat. “Bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan, termasuk nikmat pernikahan yang indah ini.”
Tiara tersenyum haru. Ia semakin yakin bahwa Bram adalah imam yang tepat untuknya. Imam yang akan membimbingnya di jalan Allah dengan penuh cinta dan kasih sayang.