Jam menunjukkan pukul 03.00 WIB ketika nada dering alarm dari gawai berbunyi nyaring. dengan wajah kuyu, Sinta terbangun dari tidur lelapnya, tangannya meraih dan mematikan alarm. pandangannya beredar diseputar kamar di mess putri khusus siswa PKL yang mereka tempati, perlahan Sinta membangunkan Rima dan Cinta untuk sama sama bersiap menyambut kedatangan induk udang di perusahaan tempat mereka praktek kerja lapang yang sudah menjadi tugas mereka saat ini.
“Rima…Cinta…ayo bangun…kita harus ke tempat induk sekarang!,” kata Sinta. “Bentar Sin….gue masih ngantuk nih..huuu lagi mimpi indah,buyar deh”, Rajuk Rima. “Ayolah…ditegur kita nanti sama pak Pandu, yuk kita siap-siap”, sahut Sinta. tak lama kemudian dengan tertatih-tatih mereka bertiga berjalan beriringan ditengah gelap malam, untung mess tempat mereka tidak terlalu jauh dari tempat induk udang.
Setiba disana mereka bergegas mengenakan sepatu boot, sesuai Standar Operasional Prosedur yang berlaku disana mereka mencuci tangan dan membasuhnya dengan cairan alcohol. “Alhamdulilah kita tidak terlambat ya teman teman”, Kata Cinta lega. Tugas mereka membantu mempersiapkan kedatangan induk yang katanya dari luar negeri. tentu saja mereka bekerja sesuai instruksi pak Pandu. inilah serunya PKL di perikanan yang jam kerjanya 24 jam.
Sudah 2 bulan mereka PKL di perusahaan Maju Jaya yang bergerak dibidang pembenihan udang. mereka adalah siswa Agribisnis Perikanan di SMKN 2 Kalianda. Selama PKL mereka diberi penginapan dan makan, mereka sangat senang karena para karyawannya bersahabat, mereka juga banyak bertemu dengan siswa dari sekolah perikanan lain.
Selama PKL mereka diberi tugas yang berbeda- beda, adakalanya secara berkala mereka dipindahkan dari satu bagian ke bagian lain, selain di bagian induk, mereka akan berpindah ke bagian pemeliharaan larva atau Hatchery lalu ke bagian pemeliharaan pakan alami atau bisa juga dipindah ke bagian persiapan air. karena pergantian tugas ini lah yang memungkinkan mereka bertemu dengan anak dari sekolah lain. Dari sinilah cerita dimulai……
“Sin….lu senin besok pindah ke bagian hatchery ya….?,” Tanya Cinta. “ iya…. kata pak Pandu sih gitu pas subuh tadi habis beres mindahin induk… lho kita ga bareng ya?,” Jawab Sinta. “Kayaknya kita pisah deh…gue disuruh ke pakan alami dulu nih”, seru Cinta. “Kalau elu Rim, dipindah kemana?,” Tanya Sinta. “Wah kayaknya Aku dipindah ke bagian Air deh ,“imbuh Rima. “ga seru ya…kita dipisah, tapi kayaknya kita bakal ketemu anak anak rese dari SMK lain deh,”kata Sinta.
Waktu yang ditentukan tiba, Sinta yang dipindah ke bagian Hatchery atau tempat pemeliharaan udang bertemu dengan pak Sofyan, teknisi yang bertugas menjadi pembimbingnya selama di hatchery. “Sinta selamat datang di hatchery 3 , disini kamu akan mempelajari pemeliharaan larva udang selama 2 minggu, jangan khawatir kamu nanti kerja bareng sama tomi dari SMK Tulang Bawang ya”, sambut pak Sofyan. “Ayo kenalan dulu!”, lanjutnya. Dihadapan Sinta berdiri anak laki-laki lumayan ganteng, tinggi badannya lebih tinggi dari Sinta, perawakan nya kekar, tapi kok cengengesan sih wah firasat Sinta agak kurang enak nih, tangan Tomi dijulurkan mengajak Sinta berjabat tangan. “kenalin Tomi”, katanya sambil mengedipkan matanya sebelah. ” tuh kan…ih males amat ya kerja bareng dia “, gerutu Sinta dalam hati, dengan malas dia menyambut tangan Tomi dan hanya tersenyum sekilas saja sambil menganggukkan wajahnya.
Saat jam istirahat semua anak PKL berkumpul di kantin untuk santap siang, akhirnya Sinta,Rima dan Cinta bertemu kembali. dengan sebal Sinta memperkenalkan Tomi kepada sahabatnya sambil memonyongkan mulut nya ke arah Tomi yang sedang duduk dipojok kanan mereka sebagai isyarat, “tuh..rekan kerja ku di hatchery”, bisik Sinta. “Kenapa, kok kayak kesel gitu sih”, Tanya Rima. “ anak nya usil banget”, kata Sinta. kompak Rima dan Cinta berkata “oooohhh……”, sontak saja mereka bertiga saling bertatap muka dan cekikikan khas remaja.
“udah nyantai aja Sin, kayaknya anaknya baik kok, sok tengil aja keliatan nya”, kata Cinta.”eh kok lu tau Cin, dapat info dari mana?”, kata Rima. “ ada kawan satu sekolah Tomi yang jadi rekan gue di pakan alami yang ngasih tau, udah tenang aja Sin,si Tomi penampilannya saja seperti security tapi hati nya hello kitty kok”, imbuh Cinta tertawa geli.
Hari – hari terus berlalu, di hatchery tugasnya memberi makan larva udang 3 jam sekali, kadang juga ditambah dengan pemberian obat-obatan dan vitamin, mengontrol kesehatan dan nafsu makan larva udang juga mengecek kualitas airnya, sedangkan mereka hanya berdua saja perwakilan siswa PKLnya walaupun masih ada beberapa orang karyawan di tempat itu, mereka diberi tugas memelihara 2 bak larva dengan kapasitas 80 ton. Tentu pekerjaan ini tidak boleh sambil bercanda karena yang dipelihara adalah makhluk hidup yang butuh penanganan serius tapi terkadang ada saja tingkah Tomi yang membuat Sinta geram. kadang menakut-nakuti saat piket malam, kadang membuat Sinta hampir menangis karena secara sengaja Tomi pernah memercikan air diatas catatan PKL milik Sinta dan sudah bisa dipastikan dia akan tertawa dengan mata yang seolah-olah mengejek Sinta tapi anehnya sehabis membuat kesal ada saja ulahnya yang manis seakan menebus kesalahannya, seperti siang tadi tiba tiba Tomi menyelipkan sebatang coklat kedalam tas Sinta,setelah dia terlambat memberi pakan larva udang dan membiarkan Sinta piket sendirian.
Tak terasa 2 minggu terlampaui, Sinta bisa bernafas lega, setidaknya dia bisa terbebas dari keusilan Tomi karena mereka sudah berpindah lokasi yang berbeda, sesekali mereka bertemu di kantin perusahaan, mata mereka beradu pandang saat jam makan siang dan mereka saling tersenyum satu sama lain, kadang pula mereka berpapasan saat sholat Ashar di masjid seputar komplek perusahaan. PT. Maju Jaya memang mewajibkan semua anak PKL untuk tinggal di mess di dalam lokasi perusahaan yang dijaga ketat oleh satpam, tidak boleh sembarang orang masuk kesana.
PKL masih tersisa 1 bulan lagi, makin lama makin terjalin keakraban diantara sesama anak PKL, ada sekitar 10 anak laki-laki dan 5 anak perempuan dari berbagai SMK se Lampung yang PKL disana. untuk membunuh rasa sepi kadang mereka pergi ke pantai seputar perusahaan, maklum namanya perusahaan udang tentu saja lokasi nya tidak jauh dari pantai, apalagi kepulangan mereka ke rumah sangat dibatasi, bagi Sinta pulang bukan suatu keharusan apalagi tempat Sinta pulang hanya lah panti asuhan Harapan Bangsa, disitulah Sinta dititipkan dari kelas 1 SD, dia hanya mengenal sosok ibu sementara ayahnya entah dimana. Kadang dia rindu bertemu ibu, tapi pihak panti tidak memiliki nomor kontak ibunya, ibu Sinta bernama Lili Kartikasari.
Di lokasi perusahaan tersebut ada pantai yang dikenal dengan pantai Tapak Kera, tempat itu sangat indah, air laut nya tenang, warna airnya tampak biru sangat kontras dengan warna langit saat cerah, deburan ombak yang halus menyapu pasir yang putih bersih, pada jarak sekitar 10 meter dari pantai ada bukit yang memiliki ornament dinding karang yang sangat cantik, disekitar nya dikelilingi air laut dengan kedalaman sebatas lutut orang dewasa, kawasan Tapak Kera itu layaknya pantai Ubud di Bali, sangat indah dan tenang. Dinamakan Pantai Tapak Kera karena kadang terlihat sosok monyet berkeliaran disekitarnya.
Disanalah kami biasa menghabiskan waktu terutama saat hari minggu sore, kebencian Sinta pada Tomi mulai hilang, dibalik sikapnya yang usil rupanya Tomi amat menghormati perempuan, Tomi sangat menjaga anak PKL yang perempuan apalagi jumlah nya sangat sedikit. Lambat laun Sinta menyimpan kekaguman pada kawan yang dulu sempat dibencinya itu.
Momen nyore di Pantai Tapak Kera selalu di nanti Sinta, diam-diam dia berharap Tomi ikut bergabung, seminggu menjelang kepulangan, mereka berkesempatan untuk main kembali ke pantai Tapak Kera, rupanya pucuk dicinta ulam pun tiba, diantara rombongan itu ada sosok yang di rindu oleh Sinta. dengan malu malu Tomi mendekati Sinta, mereka mengeluarkan gawai masing-masing, “Sinta kita foto yuk buat kenang-kenangan”, kata Tomi , wah Sinta senang bukan kepalang, kapan lagi ada momen berfoto bersama. “Yuk kita foto bareng buat kenang-kenangan”, serunya. Tiba tiba Tomi menyapa Sinta. “ Sin, boleh minta nomor telfon kamu ga?”, kata Tomi. “Boleh”, Jawab Sinta. Tomi tersenyum dan duduk di sebelah Sinta. “Mana nomornya, sini aku catat”, ujar tomi. Tanpa sengaja Tomi melihat layar gawai Sinta, Dia kaget “ Eh Sin. Siapa dia?”, Tanya Tomi seraya menunjuk layar, tampak disana foto Sinta waktu kecil duduk bersanding dengan seorang wanita memakai kerudung yang cantik dengan tahi lalat disudut mata kiri nya. “itu ibuku”, kata Sinta. Itu adalah foto 10 tahun yang lalu saat Sinta dititipkan di panti. itulah foto terakhir kalinya, foto itupun ia dapatkan dari arsip panti asuhan. Sejak itu Sinta tidak pernah berjumpa lagi, kata petugas panti, ibu nya kerja ke Batam, sampai saat ini belum pernah sekalipun ada khabar darinya. Ucapan Sinta membuat Tomi terpana, Dia kaget dan terdiam, dadanya naik turun, mukanya berubah memerah, tangannya mengepal dengan suara bergetar dia berdesis “ kok muka nya sama dengan muka ibuku?”. Sinta terperanjat, hampir saja gawainya lepas dari genggamannya,” Apa maksudmu?”, kata Sinta dengan muka pucat.
Mereka berdua saling berpandangan, suasana berubah mencekam, dalam diam keduanya terpekur, membuat kawan yang lain nya berdatangan, “eh kenapa sih, udah mau pulang masih aja kayak Tom dan Jerry”, kata Rima dan Cinta hampir bersamaan. Sinta terhuyung nyaris pingsan, Rima dan Cinta memegang bahu Sinta, sedang Tomi terduduk dengan muka sama pucatnya. Suasana hening, semua kawan – kawan PKL bingung, lebih bingung lagi Sinta dan Tomi. “ Sudah. kita bahas nanti “, ujar Tomi dengan suara serak. Akhirnya mereka kembali ke mess, tiada lagi gelak tawa, semua tenggelam dengan pikiran masing-masing.
Masa PKL telah berakhir, semua anak telah dijemput pembimbing dan kembali ke daerah asal, demikian juga dengan Tomi dan Sinta, apakah cerita berakhir begitu saja? ada tanda tanya besar di kepala Sinta dan Tomi, mengapa mereka merasa sangat dekat selama PKL? mengapa Sinta dititipkan di panti asuhan? mengapa ibu mereka memiliki roman yang sama, walau di layar gawai Sinta wajah ibunya masih sangat muda, namun Tomi sangat mengenal tahi lalat dengan jelas, dia 100 % yakin ibunya sama dengan foto di gawai Sinta. Apa rencana Allah mempertemukan mereka dengan cara seperti ini? Apakah mereka saudara kandung?. Saat kepulangan cerita apa yang akan mereka dapatkan…..kita lihat saja nanti.
kereen bu cici ceritanya ada plot twist, dan suspense menyicil klimaks seperti yang di sarankan pelatih menulis kreatif kemarin . Semangaat terus menulis bu cici apalagi mengangkat setting lokalitas dunia pendidikan budidaya perikanan di lampung selatan , biar dikenal dunia. Mungkin untuk penulisan huruf kapitaal setelah tanda berhenti yang perlu di terapkan . Pokok e mantaps , saya menikmatinya dan jadi pingin main ke pantai tapak kera membayangkan nya dari deskripsi bu cici pasti indah .
Terima kasih masukan nya.. Kapan kapan ke sana yuk
Ceritanya sangat menarik Bu, banyak pelajaran yang dikemas dengan lebih menyenangkan dan enjoy tentunya, jadi penasaran kelanjutannya.
Lanjut ga yaaaa?
Wihhh.. apresiasi banget untuk tulisan Umi Cici Masturoh kali ini. Eksekusi konfliknya slow, tapi meyakinkan. Menariknya adalah betul-betul menjiwai style para remaja. Dan yang menambah plus-plus adalah gaya Umi Cici dalam memilih ending. Sungguh bikin geregetan dengan “open ending” alias ending menggantung. Bacanya udah selesai, tapi masih kepikiran emaknya Tomi & Sinta. Juga tentang kemungkinan apakah mereka sesungguhnya bersaudara kandung? Nah… Asyik kan? Terima kasih Bu Cici.
Namun begitu, mohon izin menyampaikan sedikit koreksi terkait kaidah EYD, utamanya dalam penggunaan huruf kapital di awal kalimat. Pada kalimat langsung saya melihat masih ada beberapa typo. Semoga ke depan bisa di check sebelum tayang. Demikian nuhun dan mohon maaf jika ada komentar yang kurang berkenan.
Terima kasih atas masukan nya
Cerita yang menarik
Anak perikanan yg pkl
Ceritanya bagus bu
sangat bagus dan menarik
Wihh …apreasi banget untuk tulisan umi cici masturoh kali ini. Dan yang menambah plus plus adalah ayah umi cici dalam memilih ending.
Cerpennya sangat bagus
Baguss
Cerita nya bagus dan seru sekali
Baguss
Cerita nya bagus dan seru sekali anak apa itu yang pkl pak
Anak Perikanan
ceritanya sangat bagus
Baguss
Cerita yg menarik
Ceritanya sangat menarik Bu, banyak pelajaran yang dikemas dengan lebih menyenangkan dan enjoy tentunya, jadi penasaran kelanjutannya.
cerita ini sangat menarik bnyak pelajaran yng dikemas dan lebih menyenangkan dan enjoy tentu nya jadi penasaran kelanjutan nya.
Walaupun Sinta di titipkan di panti asuhan, tetapi Sinta tak pernah menyerah dalam menjalankan PKL nya
Bagus
Imagi visualnnya keren dan sangat bgus
ceritanyaa sangat menarik dan bisa dapat pelajaran
Dari cerita ini kita belajar bahwa rencana Tuhan itu penuh misteri di mana pertemuan yg sesingkat itu memiliki makna nya tersendiri
ceritanyaa sangat menarik dan bisa dapat pelajaran
Dunia PKL memang cape tetapi selagi kita menjalani dengan ikhlas maka yg kita kerjakan tidak terasa cape ,semangatlah seperti tokoh di cerita cerpen yg menjalani PKL nya dengn semangat
Serem bngt cerita ny jadi atut
Bagus ni ceritanya
sangat menarikkkk!!!!, boleh di lanjut bu
Siappp
Pantai tapak kera yg bnyak misteri dan serem di sna tempat ank² PKL mereka bersama² bersiap menyambut kedatangan induk udang di perusahaan tempat mereka praktek kerja ituuu
Ceritanya menarik dan bagus