Di sebuah kota kecil yang tenang, hiduplah sebuah keluarga kecil yang penuh kehangatan dan kebahagiaan. Kepala keluarga ini, Pak Sandy, adalah seorang guru PNS di sebuah SMK. Ia seorang yang sangat berdedikasi pada pekerjaannya dan murid-muridnya sangat menyukai cara mengajarnya yang santai namun penuh ilmu.
Istrinya, Bu Erna, membuka warung sembako di depan rumah mereka. Warung ini adalah jantung dari kehidupan sehari-hari mereka, tempat dimana tetangga-tetangga sering berkumpul untuk berbelanja dan bercakap-cakap. Bu Erna adalah sosok wanita yang ramah dan selalu menyambut setiap pelanggan dengan senyuman hangat.
Pasangan ini memiliki tiga anak yang menjadi kebanggaan mereka. Anak pertama mereka, seorang perempuan bernama Lisa, sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas terkemuka di kota tersebut. Nama Lisa terinspirasi dari nama seorang teman chatting Pak Sandy di Yahoo Messenger ketika ia masih muda, sebuah kenangan manis dari masa mudanya.
Anak kedua mereka, Rian, duduk di bangku SMP. Ia adalah anak yang cerdas dan penuh semangat. Sementara itu, anak bungsu mereka, Dito, masih duduk di bangku SD. Dito adalah anak yang ceria dan selalu membuat rumah mereka riuh dengan tawa dan celotehnya.
Setiap pagi, rutinitas Pak Sandy dimulai lebih awal. Setelah menyiapkan diri untuk mengajar, ia pergi ke pasar inpres untuk berbelanja bahan dagangan untuk warung sembako mereka. Di pasar, Pak Sandy sudah sangat dikenal oleh para pedagang. Dengan senyumnya yang khas, ia berkeliling memilih bahan-bahan terbaik untuk dijual di warung. Dari sayuran segar hingga bahan kebutuhan pokok lainnya, semua dipilihnya dengan teliti.
Selain sebagai guru, Pak Sandy juga mendapatkan tugas tambahan sebagai Kepala Bursa Kerja Khusus (BKK) di sekolahnya. Sebelum menjadi Kepala BKK, Pak Sandy pernah menjabat sebagai Kelompok Kerja Kesiswaan (Pokja Kesiswaan) pada tahun pelajaran sebelumnya. Dalam perannya sebagai Pokja Kesiswaan, Pak Sandy bertanggung jawab mengurus berbagai kegiatan siswa, termasuk ekstrakurikuler dan program pembinaan siswa. Pengalaman ini memberikannya wawasan dan keterampilan tambahan yang sangat berharga untuk perannya yang baru di BKK.
Setelah pulang dari pasar, Pak Sandy menyerahkan bahan-bahan tersebut kepada Bu Erna yang langsung menata dan menyiapkannya di warung. Setelah itu, Pak Sandy bergegas menuju sekolah untuk mengajar dan mengurus BKK. Meskipun sibuk, ia selalu menyempatkan diri untuk sarapan bersama keluarganya, momen sederhana yang sangat mereka hargai.
Di warung, Bu Erna bekerja dengan cekatan. Ia mengenal setiap pelanggan dengan baik dan tahu apa yang mereka butuhkan. Warung sembako ini bukan hanya tempat berjualan, tetapi juga tempat berbagi cerita dan tawa. Para pelanggan sering kali merasa seperti datang ke rumah teman sendiri ketika berbelanja di warung Bu Erna.
Pak Sandy memiliki masa muda yang penuh cerita. Sebelum menikah dengan Bu Erna, ia pernah memiliki beberapa pacar yang cukup berkesan. Titin, pacar pertamanya, adalah sosok yang ceria dan selalu membuatnya tertawa. Yanti, pacar kedua, adalah seorang yang bijaksana dan sering memberikan nasihat-nasihat berharga. Dan Siti, pacar terakhir sebelum Bu Erna, adalah wanita yang penuh perhatian dan sangat peduli padanya. Meskipun hubungan-hubungan tersebut tidak berakhir di pelaminan, mereka semua memberikan warna tersendiri dalam perjalanan hidup Pak Sandy.
Pak Sandy bertemu Bu Erna ketika mereka berdua bekerja di Carrefour. Saat itu, Pak Sandy bekerja sebagai manajer Bakery dan pastry sementara Bu Erna bertugas di bagian administrasi. Pertemuan pertama mereka terjadi di ruang istirahat, saat keduanya sedang menikmati makan siang. Dari pertemuan tersebut, mereka sering berbincang dan semakin akrab. Pak Sandy terpesona oleh keramahan dan keceriaan Bu Erna, sementara Bu Erna kagum dengan ketulusan dan kejujuran Pak Sandy. Setelah beberapa waktu, mereka mulai berpacaran dan akhirnya memutuskan untuk menikah.
Sore hari, setelah selesai mengajar dan menyelesaikan tugas-tugas BKK, Pak Sandy pulang dan membantu Bu Erna di warung. Anak-anak mereka pun ikut membantu, Lisa ketika sedang libur kuliah, Rian setelah pulang sekolah, dan Dito dengan caranya sendiri yang lucu. Keluarga ini selalu kompak dan saling mendukung satu sama lain.
Meskipun hidup sederhana, kebahagiaan mereka terpancar dari kehangatan dan kebersamaan. Pak Sandy dan Bu Erna selalu mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang arti penting kerja keras, kejujuran, dan kebersamaan. Mereka berharap anak-anak mereka kelak akan menjadi pribadi yang baik dan berguna bagi sesama.
Di malam hari, ketika warung sudah tutup dan semua pekerjaan selesai, mereka berkumpul di ruang keluarga. Pak Sandy sering kali bercerita tentang pengalamannya di sekolah, Pokja Kesiswaan, dan BKK, Bu Erna tentang pelanggan di warung, sementara Lisa, Rian, dan Dito bercerita tentang kegiatan mereka sehari-hari. Momen ini selalu menjadi waktu yang sangat berharga bagi mereka. Di tengah kesederhanaan, keluarga kecil ini menemukan kebahagiaan sejati. Dengan cinta dan kebersamaan, mereka menjalani hari-hari mereka dengan penuh syukur dan harapan. Harmoni yang tercipta di antara mereka menjadi sumber kekuatan dan inspirasi, tidak hanya bagi mereka sendiri tetapi juga bagi orang-orang di sekitar