Pak Mamay, seorang pria yang dulunya dikenal sebagai penyuluh pertanian handal, kini menikmati masa pensiunnya di sebuah desa yang tenang. Desa itu, yang terletak di kaki gunung dengan pemandangan sawah yang luas dan hijau, adalah tempat di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Setelah mengabdi selama puluhan tahun di bidang pertanian, Pak Mamay memilih untuk kembali ke desa, menghabiskan hari-harinya dengan tenang dan damai. Meski sudah berusia lanjut 70 tahum, ia masih tampak ganteng dan sehat, dengan tubuh yang bugar berkat kebiasaannya menjaga kesehatan sejak muda.
Setiap pagi, Pak Mamay berjalan kaki menyusuri pematang sawah, menyapa para petani yang sedang bekerja. Mereka selalu menyambutnya dengan senyum dan rasa hormat, mengingat jasa-jasanya dalam membantu meningkatkan hasil pertanian di desa itu. Pak Mamay selalu bersemangat berbagi ilmu dan pengalaman, memberikan saran tentang cara merawat tanaman agar tumbuh subur.
Di rumah kecilnya yang asri, Pak Mamay hidup sendiri. Istrinya telah lama meninggal, dan anak satu-satunya, Fritz, tinggal di kota besar. Meski hidup sendiri, Pak Mamay tidak pernah merasa kesepian. Setiap hari, ia selalu disibukkan dengan berbagai kegiatan seperti berkebun, membaca buku, dan mengurus ayam peliharaannya. Selain itu, ia juga aktif dalam kegiatan sosial di desa, pak mamay panutan bagi warga sekitar.
Suatu hari, di tengah aktivitas rutinnya, Pak Mamay dikejutkan oleh kedatangan Fritz. Sudah setahun Fritz tidak pulang ke desa karena kesibukannya di kota. Saat melihat mobil Fritz memasuki halaman rumah, Pak Mamay merasa hatinya hangat dan gembira. Ia segera bergegas keluar, menyambut anaknya dengan pelukan hangat.
“Fritz, bagaimana kabarmu? Sudah setahun tidak melihatmu,” sapa Pak Mamay dengan senyum lebar di wajahnya. “Baik, Pa. Saya merindukan desa dan ingin menghabiskan waktu bersama papa,” jawab Fritz sambil memeluk ayahnya erat-erat.
Fritz membawa banyak cerita tentang kehidupannya di kota. Mereka berbincang panjang lebar di beranda rumah, menikmati angin sepoi-sepoi yang membawa aroma sawah yang segar. Pak Mamay mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali memberi nasihat bijak yang selalu dinantikan Fritz.
“Pa.., saya merasa lelah dengan kehidupan di kota. Rasanya semuanya serba cepat dan sibuk. Saya merindukan kedamaian desa ini,” ungkap Fritz dengan nada melankolis. Pak Mamay tersenyum bijak, “Hidup memang penuh dengan pilihan, Nak. Tapi yang terpenting adalah kebahagiaanmu sendiri. Jika kau merasa lebih bahagia di sini, mungkin sudah saatnya memikirkan kembali pilihanmu.”
Selama beberapa hari, Fritz menikmati kehidupan di desa bersama Pak Mamay. Mereka berjalan-jalan di sawah, menangkap ikan di sungai, dan bahkan membantu petani setempat. Fritz merasa hidupnya Fritz lebih berarti dan penuh warna. Ia menyadari bahwa kebahagiaan sederhana di desa ini adalah sesuatu yang tak ternilai.
Malam harinya, mereka duduk di halaman rumah, memandang bintang-bintang yang bersinar terang di langit. Fritz merasa damai, sesuatu yang jarang ia rasakan di kota.
“Pa, saya berpikir untuk pindah ke desa ini. Saya ingin dekat dengan papa dan merasakan kehidupan yang lebih tenang,” kata Fritz dengan suara mantap.
Pak Mamay menatap anaknya dengan mata yang penuh kebanggaan. “Itu keputusan besar, Fritz. Tapi jika itu yang membuatmu bahagia, papa mendukungmu sepenuhnya.”
Hari-hari berikutnya dihabiskan Fritz untuk beradaptasi dengan kehidupan desa. Ia belajar banyak dari ayahnya tentang pertanian dan cara hidup yang lebih sederhana namun penuh makna. Kebersamaan mereka membuat hubungan ayah dan anak semakin erat. Pak Mamay merasa sangat bahagia, tidak hanya karena kehebatan Fritz, tetapi juga karena melihat anaknya menemukan kebahagiaan yang sejati.
Waktu terus berjalan, dan Fritz benar-benar menetap di desa, mengikuti jejak ayahnya sebagai penyuluh pertanian. Ia membawa pengetahuan modern yang dipadukan dengan kearifan lokal yang diajarkan Pak Mamay. Bersama-sama, mereka membuat perubahan positif di desa, membantu para petani meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan mereka.
Desa itu kini dikenal sebagai desa yang maju dalam bidang pertanian, berkat dua generasi penyuluh yang berdedikasi. Pak Mamay dan Fritz simbol kemajuan dan kebahagiaan sederhana yang ditemukan di desa yang tenang itu.
Dengan hati yang penuh kebahagiaan, Pak Mamay menghabiskan hari-hari senjanya dengan damai, dikelilingi oleh orang-orang yang menghormatinya dan anak yang mencintainya. Ia tahu bahwa perjalanan hidupnya telah memberi dampak positif yang besar, dan kebahagiaan sejati telah ia temukan dalam kesederhanaan dan cinta keluarga.
Pa saya merasa lelah dengan kehidupan di kota rasanya semuanya serba cepat dan sibuk
Dari cerita tersebut saya mengerti bahwa
Hidup ini memerlukan seseorang ayah