Setelah meninggalkan Kebun Binatang Ragunan, Pak Huntara melanjutkan perjalanan menuju Kuningan City Mall yang terletak di Casablanca, Jakarta Selatan. Abiya sangat antusias karena hari ini ia akan mengendarai Speedy Karting, sebuah tempat yang sangat disukainya. Biasanya, ia mengunjungi Speedy Karting yang ada di Plaza Semanggi, namun kali ini ia ingin mencoba yang ada di Kuningan City Mall, sebuah tempat yang tidak kalah menarik.
“Kita ke Speedy Karting, Papi! Aku sudah nggak sabar!” seru Abiya dengan wajah penuh semangat, sambil menatap jalanan yang semakin mendekatkan mereka ke tujuan.
“Tenang, Nak. Nanti kamu pasti senang di sana,” jawab Pak Huntara, sedikit tersenyum mendengar kegembiraan anak semata wayangnya.
Speedy Karting di Kuningan City Mall memang menjadi pilihan banyak anak muda di Jakarta yang suka dengan dunia gokart. Dengan arena yang luas dan fasilitas yang memadai, tempat ini menawarkan pengalaman berkendara gokart yang menyenangkan dan aman. Tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga orang dewasa yang ingin merasakan sensasi balapan gokart dengan teman atau keluarga.
Namun, perjalanan ke Kuningan City Mall tidak semudah yang mereka harapkan. Sopir mereka, Bang Satryo, kembali membuat masalah. Meskipun sudah diberi arahan, Bang Satryo tampaknya tidak begitu paham arah jalan, bahkan ketika mereka masuk ke area parkir mall, ia malah berputar-putar, mencoba mencari akses yang tepat menuju lantai 4AB, tempat Speedy Karting berada.
Pak Huntara sudah mulai merasa kesal. “Bang Sat, arahkan mobil ke lantai 4AB, Speedy Karting itu di sana. Jangan muter-muter terus,” kata Pak Huntara dengan suara yang agak tegas.
Bang Satryo, yang biasanya tidak mau menerima arahan dengan baik, malah menjawab dengan nada yang tidak sopan. “Iya, Pak, tahu kok. Cuma macet sedikit, jadi agak lama,” jawabnya tanpa menunjukkan rasa menyesal.
Pak Huntara menatap cermin mobil, merasa sedikit jengkel. Tapi, ia mencoba menahan diri agar tidak semakin emosi. Bagaimanapun juga, ini adalah liburan bersama Abiya, dan ia tidak ingin suasana menjadi tegang hanya karena masalah kecil.
Setelah beberapa putaran yang tidak jelas arah, akhirnya mereka tiba juga di tempat parkir yang tepat. Pak Huntara membayar biaya parkir, dan mereka bergegas menuju lift untuk menuju ke lantai 4AB. Abiya tidak sabar lagi untuk segera merasakan pengalaman gokart yang sangat ditunggu-tunggu.
Begitu sampai di lantai 4AB, mereka langsung menuju pintu masuk Speedy Karting. Begitu memasuki area, Abiya langsung tersenyum lebar melihat mobil gokart yang berjejer rapi di lintasan. Ada beberapa mobil gokart yang terlihat siap digunakan oleh para pengunjung, masing-masing dengan warna dan desain yang berbeda, membuat suasana semakin seru.
Speedy Karting di sini memiliki banyak fasilitas untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan para penggunanya. Sebelum mengendarai gokart, Abiya diwajibkan untuk melengkapi perlengkapannya terlebih dahulu. Di area persiapan, sudah disediakan berbagai perlengkapan keselamatan seperti helm, sepatu, sarung tangan, dan jaket balap. Abiya dengan cepat mengenakan perlengkapan tersebut, sangat bersemangat untuk segera merasakan balapan.
Pak Huntara pun melengkapi Abiya dengan perlengkapan yang sesuai. “Jangan lupa pakai semua, Nak. Safety first,” katanya sambil membantu Abiya mengenakan sarung tangan dan helm.
Abiya mengangguk dengan serius. Meskipun ia sangat bersemangat, ia tahu bahwa keselamatan adalah hal yang utama. Setelah mengenakan perlengkapan lengkap, Abiya kembali mendekati Pak Huntara.
Pak Huntara kemudian mengambil kartu anggota Speedy Karting yang sudah ia persiapkan sebelumnya. Kartu ini memberikannya hak untuk menyewa waktu selama 10 menit, dengan biaya 70 ribu rupiah. Ia menyerahkan kartu itu bersama dengan pembayaran untuk sewa.
“Ini, Nak. Pakai kartu anggota ini, dan kita dapat waktu sewa 10 menit. Kamu pasti senang,” ujar Pak Huntara sambil tersenyum.
Abiya menerima kartu itu dengan penuh semangat, dan mereka berdua langsung menuju ke petugas yang akan memandu mereka ke mobil gokart. Petugas di sana dengan ramah membantu Abiya dan memastikan semua perlengkapan sudah terpasang dengan benar.
“Ini mobilnya, Nak. Pasti seru, ya,” kata Pak Huntara dengan penuh semangat, memberi dukungan kepada Abiya. Ia tahu betapa Abiya menyukai kegiatan ini, dan ia ingin melihat kebahagiaan di wajah anaknya.
Abiya mengangguk dengan mata berbinar-binar. Ia melangkah ke mobil gokart yang telah dipersiapkan, dan begitu masuk, ia merasa seperti seorang pembalap profesional. Pak Huntara yang duduk di luar area perlombaan, berdiri dengan antusias, menyaksikan putranya mempersiapkan diri untuk memulai balapan.
“Siap, Nak? Jangan lupa, pegang setir dengan baik, dan jangan terlalu cepat,” kata Pak Huntara dari luar, memberi nasihat. Meskipun Abiya sudah cukup mahir mengendarai gokart, Pak Huntara tetap memberikan petunjuk untuk memastikan putranya aman dan nyaman selama balapan.
Saat sinyal mulai berbunyi, Abiya mulai mengendarai gokartnya. Dengan pelan tapi pasti, ia mulai memutar setir dan menekan pedal gas. Mobil gokart itu mulai melaju di sepanjang lintasan yang tidak terlalu panjang, namun cukup berliku dan menantang. Abiya tampak sangat menikmati setiap putaran, wajahnya penuh kegembiraan.
Pak Huntara melihat Abiya dari pinggir lintasan, bangga melihat putranya yang telah tumbuh menjadi anak yang penuh percaya diri. “Ayo, Nak, gas terus! Jangan lupa belok kalau ada tikungan,” teriak Pak Huntara memberi semangat.
Abiya mengikuti saran ayahnya dengan sangat baik. Ia menambah kecepatan dan dengan hati-hati melintasi tikungan demi tikungan. Ia merasa seperti berada di dunia balap yang sesungguhnya, dan setiap detik rasanya begitu menyenangkan. Waktu berlalu begitu cepat, dan sebelum ia tahu, 10 menit waktu sewa telah habis.
Setelah menyelesaikan balapan, Abiya keluar dari mobil gokart dengan senyum lebar. “Papi, seru banget! Aku mau main lagi nanti!” kata Abiya sambil melepaskan helm dan sarung tangan.
Pak Huntara mendekat dan memeluk Abiya. “Papi bangga sama kamu, Nak. Kamu hebat,” ujarnya dengan penuh kasih sayang.
Mereka berdua kemudian menuju ke tempat duduk, tempat Abiya melepaskan kelelahan setelah balapan yang menyenankan itu. Pak Huntara merasa puas melihat kebahagiaan Abiya. Hari terakhir liburan mereka di Jakarta terasa begitu spesial, dan meskipun ada beberapa hambatan selama perjalanan, melihat senyum Abiya sudah cukup membuat segala kesulitan itu terlupakan.
Setelah dari Speedy Karting, Pak Huntara dan Abiya memutuskan untuk menghabiskan waktu sejenak menikmati suasana mall, meski tak berencana untuk berbelanja banyak. Mereka berjalan-jalan santai sambil mengobrol ringan, berbagi cerita dan tawa. Hari itu, meskipun sudah memasuki sore, masih terasa penuh keceriaan.
Liburan mereka di Jakarta akan segera berakhir, tetapi kenangan indah bersama Abiya akan selalu terpatri dalam hati Pak Huntara.