Di ujung selatan Pulau Sumatra, berdirilah sebuah sekolah yang terkenal dengan kekhasannya, SMK Dua Kalianda. Sekolah ini tidak hanya melahirkan lulusan yang siap kerja, tetapi juga mempersiapkan generasi muda untuk menjadi individu yang berpikir kritis, kreatif, dan memiliki hati yang tulus. Di antara berbagai jurusan yang ditawarkan, Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) adalah salah satu yang paling diminati.
Rani, seorang siswa kelas XII jurusan DPIB, selalu merasa bahwa SMK Dua Kalianda adalah rumah kedua baginya. Sejak kecil, ia telah menunjukkan minat yang besar terhadap desain bangunan. Ketika teman-temannya bermain dengan boneka dan mobil-mobilan, Rani lebih memilih menggambar rumah-rumahan dengan detail yang menakjubkan untuk usianya. Itulah yang membuat orang tuanya mendorongnya untuk masuk ke jurusan DPIB.
Di sekolah, Rani bukan hanya seorang siswa yang cerdas dan berbakat, tetapi juga seorang yang rendah hati. Teman-temannya selalu kagum dengan karyanya, tetapi yang lebih mereka kagumi adalah kerendahan hatinya. Rani selalu siap membantu teman-temannya yang kesulitan dengan tugas-tugas desain. Ia percaya bahwa berbagi pengetahuan adalah cara terbaik untuk belajar.
Pada suatu hari, saat pelajaran Desain Arsitektur, Pak Surya, guru favorit Rani, memberikan tugas besar kepada kelas. Mereka diminta merancang sebuah bangunan sekolah yang ramah lingkungan dan futuristik. Tugas ini tidak hanya menguji kemampuan desain mereka, tetapi juga pemahaman mereka tentang keberlanjutan dan teknologi modern.
Rani merasa sangat bersemangat dengan tugas ini. Ia sudah memiliki banyak ide di kepalanya dan tidak sabar untuk menuangkannya di atas kertas. Namun, ia juga menyadari bahwa tugas ini tidak bisa diselesaikan sendiri. Ia membutuhkan tim yang solid untuk menghasilkan karya terbaik.
Rani pun mengajak beberapa teman dekatnya untuk bergabung dalam tim. Ada Andi, yang ahli dalam membuat model 3D; Sinta, yang selalu teliti dalam hal detail dan spesifikasi teknis; serta Budi, yang memiliki wawasan luas tentang teknologi ramah lingkungan. Bersama-sama, mereka mulai bekerja keras, membagi tugas sesuai dengan keahlian masing-masing.
Setiap hari sepulang sekolah, mereka berkumpul di ruang praktek untuk berdiskusi dan bekerja. Mereka sering kali pulang larut malam, tetapi tidak ada yang merasa keberatan. Mereka menikmati setiap prosesnya, dari brainstorming, menggambar sketsa, membuat model 3D, hingga menyusun presentasi.
Suatu hari, saat mereka sedang bekerja, Pak Surya datang dan melihat pekerjaan mereka. Ia sangat terkesan dengan kemajuan yang telah mereka buat. Pak Surya memberikan beberapa masukan berharga tentang bagaimana mereka bisa meningkatkan desain mereka. Rani dan timnya mendengarkan dengan seksama dan mencatat setiap saran yang diberikan.
Seiring berjalannya waktu, proyek mereka semakin matang. Mereka bahkan melakukan kunjungan lapangan ke beberapa bangunan ramah lingkungan di sekitar Kalianda untuk mendapatkan inspirasi lebih lanjut. Setiap kunjungan memberikan mereka wawasan baru dan memperkaya desain mereka.
Namun, tantangan terbesar datang ketika mereka harus mempresentasikan proyek mereka di depan dewan juri yang terdiri dari beberapa arsitek terkenal dan kepala sekolah. Rani merasa gugup, tetapi ia juga merasa percaya diri dengan timnya. Mereka telah bekerja keras dan memberikan yang terbaik.
Pada hari presentasi, Rani dan timnya tampil dengan percaya diri. Mereka menjelaskan konsep desain mereka dengan jelas dan menunjukkan model 3D yang telah mereka buat. Dewan juri terlihat terkesan dengan presentasi mereka dan memberikan beberapa pertanyaan yang mereka jawab dengan lancar.
Ketika pengumuman pemenang diumumkan, Rani dan timnya merasa tegang. Namun, ketika nama mereka disebut sebagai pemenang pertama, mereka merasa sangat bahagia dan bangga. Usaha keras mereka terbayar dengan penghargaan yang mereka terima.
Namun, bagi Rani, penghargaan terbesar bukanlah piala atau sertifikat yang mereka dapatkan, tetapi pelajaran berharga tentang kerjasama, ketekunan, dan berbagi pengetahuan. Ia belajar bahwa tangan yang terampil tidak hanya datang dari latihan yang rajin, tetapi juga dari hati yang tulus dan terbuka untuk belajar dan berbagi.
Kisah Rani dan timnya menjadi inspirasi bagi siswa-siswa lain di SMK Dua Kalianda. Mereka membuktikan bahwa dengan kerja keras, kerjasama, dan hati yang tulus, tidak ada yang tidak mungkin. Mereka adalah cerminan dari semangat sekolah mereka – tempat di mana tangan terampil dan hati terasah bersama-sama menghasilkan karya terbaik.